PULAU ULAR dan OI CA'BA

Pulau Ular Bima
Ular tidak selamanya berbisa, ternyata di dunia ini ada habitat ular yang tidak berbisa dan mereka juga takut sama manusia. Mungkin anda pernah menonton film yang berjudul “Snake Island”. Film ini menceritakan petualangan sekelompok orang ke sebuah pulau yang ternyata pulau itu dihuni oleh habitat ular, seremkan.?

Kalau anda ingin ingin tahu dan rasakan bagaimana serunya berpetualang di pulau ular seperti dalam film “Snake Island”, saya sarankan kepada anda untuk mengunjungi tempat yang satu ini, namanya Pulau Ular. Dilihat dari namanya sudah tentu di pulau ini dihuni oleh habitat ular dan berbagai macam ukuran.






DESKRIPSI

Pulau Ular terletak di Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima NTB, Pulau ini juga bersebelahan dengan Gunung Sangiang yang pernah meletus sekitar tahun 1980-an. Pulau ini luasnya ±500m2 dan pulau ini hanya dihuni oleh habitat ular saja. Menurut yang saya amati, pulau ini sangat gersang karena di pulau ini hanya ditumbuhi 2 batang pohon kamboja yang terletak di bagian atas pulau.

Untuk menuju ke pulau ini kita menggunakan sampan atau speed boad dengan waktu tempuh 15 menit, untuk tarif per orang hanya Rp 5.000.

Sebelum menyeberang ke pulau ini kita juga akan menemukun keunikan lain yang ada di daerah ini. Keunikannya adalah ada banyak mata air dipinggir pantai yang apabila air pantai naik maka mata air ini akan tertutup tapi anehnya air dari mata air tersebut rasanya tetap tawar seperti air yang ada dirumah-rumah pada umumnya. Penduduk disini menyebutnya dengan Oi Ca’ba, kalau diartikan dalam bahasa Indonesia artinya air yang tawar.


Awalnya saya tidak percaya dengan fenoma ini, karena rasa penasaran akhirnya saya mencoba untuk meminumnya sedikit dan ternyata benar airnya rasanya tawar dan tidak ada rasa asin sedikitpun.


Penduduk disekitar pulau banyak yang mengambil air ditempat ini untuk mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. (Udah dulu ya penjelasan tentang Oi Ca’ba).

Pulau Ular
Setelah sampai di pulau ular maka kita akan mendapatkan pulau ini sepi seperti tidak berpenghuni (ularnya mana.?). Untuk dapat menemukan ular yang ada dipulau ini, kita harus mencari mereka di celah-celah dinding pulau yang berbatu, disitulah mereka bersembunyi apabila ada manusia yang datang ke pulau ini. (aneh kan).

Keunikan ular yang ada di pulau ini adalah mereka selalu mencari makan ke dalam laut dan akan lari apabila melihat manusia. Anehnya lagi, ular-ular ditempat ini jangan dipegang lama-lama karena apabila dipegang lama-lama maka ularnya akan lemas dan mati. Untuk menjaga hal tersebut maka tiap 5-10 menit kita harus memandikan atau mencelupkan mereka ke air laur agar mereka tetap segar bugar (he he he).

Ular-ular di pulau ini menurut penduduk setempat merupakan jenis ular laut. Siapapun tahu bahwa ular laut termasuk ular yang sangat beracun. Dilihat dari ciri-ciri fisiknya, ular tersebut memang berbentuk seperti ular laut. ekornya pipih seperti ekor ikan, warnanya putih silver dan hitam mengkilat. Ketika dipegang tidak terasa licin sama sekali sebagaimana layaknya ular-ular di darat. Kulitnya lebih terasa kesat dan bersirip seperti ikan. Walau hidup liar, mereka sangat jinak dan ramah terhadap pengunjung. Ketika dipegang mereka sama sekali tidak menggigit atau melilit. Bahkan ketika dipegang dalam jumlah yang cukup banyak, ular-ular tersebut tetap jinak.


MITOS tentang Pulau Ular

Di balik keunikannya, pulau ini juga menyimpan sebuah misteri atau mitos. Orang-orang disekitar pulau mengatakan bahwa asal mulanya pulau tersebut berasal dari sebuah kapal belanda dulu yang ingin datang ke Bima kemudian orang-orang sekitar mengutuk kapal itu menjadi sebuah pulau dan ular-ular yang menghuni pulau tersebut adalah ular jadi-jadian yang bertugas untuk melindungi pulau tersebut. Dua pohon kamboja yang berada di atas pulau itu dikatakan sebagai tiang dari kapal belanda tersebut.

Di balik keunikan pulau ini menyimpan sebuah mitos. Orang-orang disekitar pulau mengatakan bahwa asal mulanya pulau tersebut berasal dari sebuah kapal belanda dulu yang ingin datang ke Bima kemudian orang-orang sekitar mengutuk kapal itu menjadi sebuah pulau dan ular-ular yang menghuni pulau tersebut adalah ular jadi-jadian yang bertugas untuk melindungi pulau tersebut. Dua pohon kamboja yang berada di atas pulau itu dikatakan sebagai tiang dari kapal belanda tersebut.Ular ini tidak bisa dibawa kemana-mana. Kalau ada yang membawanya keluar dari daerah itu, ular tersebut akan segera kembali ke komunitasnya lagi. Kalau tidak bisa kembali, dipercayai akan mendatangkan bencana bagi masyarakat Desa Pai, makanya masyarakat desa sangat menjaga kelestarian satwa itu.

Rute menuju Pulau Ular

Untuk menuju ke Pulau Ular bisa ditempuh dengan jalur darat menggunakan sepeda motor atau mobil dengan waktu tempuh ±90 menit dari Kota Bima. Dalam perjalan menuju ke Pulau Ular kita akan dimanjakan dengan keindahan panorama pantai disepanjang jalan.

Related Post:

0 comments:

Posting Komentar

BERLANGGANAN ARTIKEL

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

TWITTER

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...