PRESEAN MERUPAKAN SIMBOL KENJANTANAN PEMUDA SASAK

Presean Lombok
Presean merupakan budaya simbol kejantanan pemuda suku Sasak di pulau Lombok. Acara ini berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan atau biasa disebut Pejalin serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras yang biasa di sebut dengan Ende. Petarung biasa di sebut dengan Pepadu dan wasit pinggir disebut Pekembar Sedi dan wasit tengah disebut Pekembar.

Dengan bertelanjang badan dan sebuah rotan di tangan kanan serta sebuah perisai yang terbuat dari kulit binatang di tangan kiri, dua orang pemuda yang dikenal dengan nama pepadu ini bersiap saling mengadu kejantanan di depan ratusan penonton yang mengelilingi mereka diluar arena.

Presean ini bermula hanya upacara adat dari luapan emosi para prajurit jaman kerajaan dulu sehabis mengalahkan lawan di medan perang.

Budaya Presean atau bertarung dengan rotan memang sudah dikenal masyarakat Lombok sejak lama. Namun budaya yang penuh dengan kekerasan itu berubah menjadi unik ketika dipadukan gaya bela diri yang unik dan lucu dari pemainnya. Presean ini sangat unik ketika di padukan gaya bela diri yang di pragakan oleh para Pepadu.

Dengan bertelanjang badan dan sebuah rotan di tangan kanan serta sebuah perisai yang terbuat dari kulit binatang di tangan kiri, dua orang pemuda yang dikenal dengan nama Pepadu ini bersiap saling mengadu kejantanan didepan ratusan penonton yang mengelilingi mereka diluar arena. Sambil menari-nari di iringi dengan musik gamelan (musik Lombok), kedua Pepadu saling menghalau lawan dengan penjalin tanpa rasa cemas ataupun takut akan luka atau cedera. Uniknya Presean ini para peserta tidak pernah disiapkan, para penonton pun bisa ikut serta mengambil alih menjadi seorang petarung.

Aturan mainnya juga tidak membuat para petarung bingung, hanya tidak boleh memukul bagian bawah perut. Kalau Pepadu (petarung) kena kepala sampai bocor berarti dia dianggap K.O dan pertandingan tidak boleh di lanjutkan lagi walaupun Pepadu tidak mau menyerah.

Hadiah yang di perebutkan tidak seberapa kalau dibandingkan dengan luka yang mereka derita tapi banyak juga pemuda yang ikut ambil bagian dalam pertandingan ini.

Tarian rotan dari Lombok ini sudah dikenal masyarakat Sasak secara turun temurun. Awalnya merupakan sebuah bagian dari upacara adat yang menjadi ritual untuk memohon hujan ketika kemarau panjang. Sebuah tradisi yang dalam perkembangan kemudian sekaligus berfungsi sebagai hiburan yang banyak diminati. Sebagai salah satu upaya melestarikan budaya daerah, Presean Lombok pun mulai sering dilombakan.

Pertandingan diakhir dengan bersalaman dan berpelukan antar petarung. Ini sebagai tanda bahwa mereka tidak menaruh dendam karena semua hanyalah permainan.

KELENGKAPAN PERESEAN dan PEKEMBAR


Ada 2 alat yang dipakai dalam Presean, yaitu:

Sebuah perisai (Ende) dipegang dengan tangan sebelah, tangan disebelah lainnya lagi memegang alat pukul yang terbuat dari sebilah rotan.

Jalannya pertarungan ini dipimpin oleh seorang Pekembar (wasit), dan Pekembar ini ada dua macam:

  1. Pekembar Sedi atau pinggir ini akan menanding pasangan bertarung,
  2. Pekembar Tengaq yang akan memimpin pertandingan.


Pekembar memimpin pertandingan berdasar awiq-awig (aturan dan kode etik) yang isinya tentang sistem ronde (tarungan), biasanya pepadu bertarung dalam 5 ronde atau 4 ronde, atau sesuai kesepakatan yang ditentukan. Bagi para pemula bisa bermain dalam 2 ronde. Pertarungaan diakhiri dengan tiupan pluit yang ditiup oleh Pekembar Tengaq (yang memimpin pertandingan).

KESENIAN PENDUKUNG

  • ALAT MUSIK PERESEAN
Musik tradisional yang mengiringi terdiri dari beberapa alat musik: 
2 buah Gendang
1 buah Petuk
1 set Rencek
1 buah Gong
Suling
Suara alunan suling ini sangat membuat suasana menyayat-nyayat ketika pertandingan dilangsungkan, seolah suara angin seruling itu menjadi irama pukulan dan tangkisan yang berseliweran di angkasa.

  • GENDING PERESENAN
Unsur gending sangat penting dalam peresean, dan setidaknya kita jumpai ada 3 macam yang umum mengalun di arena peresean :
  1. Gending Ngadokang atau Gending Rangsang dimainkan pada saat Pengadok (Pencari Pepadu) mencari Pepadu dan lawan tandingnya yang akan bertanding.
  2. Gending Mayuang yaitu gending pemberi tanda bahwa sepasang Pepadu telah siap untuk berlaga.
  3. Gending Beradu merupakan gending yang iramanya 'bongbong' atau membakar semangat dan menyulut serta mendidihkan darah Pepadu. Penonton pun bersorak ketika gending ini mulai bertalu. Pertarungan pun di mulai.
BUSANA ADAT PERESEAN
Dalam pertandingan Presean tradisional, ada busana adat Presean yang juga sangat dijaga dan mesti dipenuhi seperti :
  1. Sapuk batik (ikat kepala dari kain batik)
  2. Kereng (kain).
  3. Bebet (kain ikat yang mengikat kereng, biasanya tak lupa diselipkan Bebadong atau jimat kesaktian sebagai pemunah sakit atau membangun kharisma dan kekuatan magis.
Unsur kesenian inilah yang membuat kita membedakan bahwa Presean bukan merupakan tarung jalanan, bukan keliaran atau keganasan tapi sebuah budaya seni yang sangat mendalam dalam suku Sasak.

Related Post:

0 comments:

Posting Komentar

BERLANGGANAN ARTIKEL

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

TWITTER

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...